Anda memiliki usaha produk makanan khas daerah, namun tidak tahu strategi pemasaran produk yang tepat? Anda tidak perlu khawatir lagi, karena di bawah ini adalah 10 strategi yang dapat Anda lakukan untuk memasarkan produk makanan khas daerah. Konsisten Menjaga Citarasa dan Kualitas MakananStrategi yang pertama yaitu Anda perlu menjaga citarasa dan kualitas produk makanan khas daerah. Hal ini bertujuan agar tetap menjaga konsumen yang membeli produk Anda. Jika citarasa dan kualitas produk berubah, maka sangat mungkin konsumen tidak lagi membeli produk tersebut. Banyak sekali perusahaan atau rumah produksi yang menjual produk makanan khas daerah yang tidak mementingkan citarasa dan kualitas. Pada akhirnya, konsumen yang awalnya berlangganan, kian hari jumlah konsumen pun menurun. Mengapa demikian? Karena yang terpenting dari produk makanan adalah citarasa makanan tersebut. Jadi, jika citarasa berubah, maka akan mempengaruhi penjualan produk tersebut. Promosi Menggunakan Media Sosial Secara GratisStrategi pemasaran produk makanan khas daerah yang kedua yaitu dengan rutin melakukan promosi di media sosial secara gratis. Banyak sekali manfaat yang bisa Anda dapatkan jika melakukan promosi menggunakan media sosial, seperti Whatsapp, Instagram, Facebook, dan yang pertama yaitu tentu Anda hemat biaya promosi karena gratis. Selain gratis, keuntungan lainnya yaitu kegiatan promosi menjadi sangat mudah dan cepat. Jika digunakan secara strategis, promosi di media sosial akan menjadi media pemasaran produk yang baik. Sebagai contoh, jika Anda ingin melakukan promosi di Instagram, maka gunakanlah hashtag yang sesuai dengan produk makanan khas daerah Anda. Hal ini akan membantu memudahkan pengguna menemukan produk lainnya jika Anda ingin melakukan promosi di media sosial Whatsapp, maka Anda dapat melakukan broadcast mengenai produk tersebut ke grup-grup whatsapp. Alangkah baiknya jika Anda bergabung dengan grup Whatsapp yang sesuai dengan produk makanan Anda, misalnya grup komunitas daerah. Promosi Menggunakan Media Sosial yang BerbayarKonsep promosi menggunakan media sosial yang berbayar ini sejatinya mirip dengan promosi menggunakan media sosial secara gratis. Namun, perbedaannya adalah Anda perlu membayar untuk melakukan tetapi, Anda akan mendapatkan peluang tempat pasar yang lebih luas karena media sosial tersebut akan mempromosikan produk Anda sesuai dengan target pasar. Jadi, sebelum melakukan promosi, Anda dapat menentukan target pasar sesuai kenginan. Bergabung dengan Komunitas DaerahStategi pemasaran yang selanjutnya yaitu Anda dapat bergabung dengan komunitas daerah. Bergabunglah dengan komunitas daerah yang sesuai dengan target pasar produk makanan khas daerah jika target pasar Anda adalah masyarakat Jakarta dan sekitarnya, maka bergabunglah dengan komunitas daerah Jakarta, begitu pula dengan target pasar daerah Diskon di Event-event TertentuMembuat diskon di momen-momen tertentu juga merupakan stategi pemasaran produk yang baik. Hal ini karena dengan memberi diskon akan menambah minat pembeli terhadap produk makanan khas daerah Anda. Promosi Melalui MarketplaceStategi pemasaran selanjutnya yang bisa Anda lakukan yaitu dengan melakukan promosi di marketplace. Melakukan promosi di marketplace berpotensi untuk memberikan peluang lebih besar produk Anda dikenali oleh konsumen. Membuat WebsiteSelain membuat marketplace, strategi pemasaran lainnya yaitu dengan membuat website, Buatlah website semenarik mungkin sesuai dengan target pasar Anda. Website ini berfungsi untuk memberikan informasi lebih lengkap mengenai produk Anda. Gunakan SEO dalam mengelola website tersebut agar lebih mudah ditemukan oleh pembeli. Selain itu, lakukan juga promosi terhadap website tersebut agar lebih dikenal oleh target pasar Google AdsAnda juga dapat melakukan promosi berbayar menggunakan Google Ads. Strategi ini juga sangat efektif untuk melakukan pemasaran karena Anda dapat menentukan target pasar yang Anda inginkan. Melakukan Endorsement Strategi pemasaran produk selanjutnya yang dapat Anda lakukan yaitu dengan melakukan endorsement. Zaman sekarang ini banyak sekali yang menggunakan strategi ini, khususnya bagi Anda yang target pasarnya adalah kalangan muda atau pengguna internet. Lakukan endorsement di berbagai media sosial dengan membayar atau menyewa public figure, influencer, selebgram, atau yang lainnya untuk mempromosikan produk makanan khas daerah Anda. Meski berbayar, endorsement terbilang efektif untuk memasarkan sebuah produk. Skala efektifitas pemasaran produk ini juga tergantung pada jumlah followers yang dimiliki oleh public figure, influencer, atau selebgram yang Anda gunakan untuk melakukan endorsement. Semakin banyak followersnya, maka semakin besar dan efektif pemasaran produk tersebut. Bekerjasama dengan Agen PerjalananCara yang terakhir yaitu dengan bekerjasama dengan agen perjalanan atau travel. Strategi pemasaran ini bermanfaat untuk menjangkau para wisatawan yang menggunakan travel tersebut, baik wisatawan lokal maupun internasional. Anda dapat melakukan kerjasama dengan pihak agen travel untuk menghidangkan makanan menggunakan produk makanan khas daerah Anda. Cantumkan juga stiker produk pada kemasan makanan daerah untuk melakukan promosi secara implisit. Nah, itulah 10 strategi untuk memasarkan produk makanan khas daerah, khususnya bagi yang baru memulai bisnis kuliner ini. Semoga informasi di artikel ini bermanfaat bagi Anda, ya.
Namun sebelum merencanakan dan menjalankan 1. Buatlah rancangan promosi penjualan dari produk makanan khas daerah yang kamu buat. 2. Aplikasikan hasil rancangan di lingkungan sekitarmu tempat tinggalmu untuk menumbuhkan jiwa berwirausaha. Tugas Kelompok Lihat dokumen lengkap (258 Halaman - 44.75MB) Download (258 Halaman - 44.75MB)
100% found this document useful 6 votes10K views23 pagesDescriptionPengolahan dan Kewirausahaan Bahan Nabati dan Hewani Menjadi Makanan Internasional Prakarya dan Kewirausahaan Kelas XI Semester 2 Aspek PengolahanOriginal TitleD. Promosi Produk Hasil Usaha Makanan InternasionalCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 6 votes10K views23 pagesD. Promosi Produk Hasil Usaha Makanan InternasionalOriginal TitleD. Promosi Produk Hasil Usaha Makanan InternasionalDescriptionPengolahan dan Kewirausahaan Bahan Nabati dan Hewani Menjadi Makanan Internasional Prakarya dan Kewirausahaan Kelas XI Semester 2 Aspek PengolahanFull descriptionJump to Page You are on page 1of 23 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 9 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 13 to 21 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
PengertianPromosi. Promosi merupakan salah satu kegiatan pemasaran. yang penting dalam upaya mempertahankan. kelangsungan hidup usaha serta meningkatkaan. kualitas penjualan. Untuk mengkomunikasikan produk ini perlu disusun. strategi yang disebut dengan strategi promosi, yang. terdiri dari empat komponen utama yaitu.
DAFTAR ISIDaftar Isi …………………………………………………… 1Petunjuk Penggunaan LKPD ……………………………… 2Standar Isi ………………………………………………….. 3Peta Konsep ………………………………………………... 5Materi Pembelajaran ………………………………………. 6Kegiatan 1 …………………………………………………. 8Evaluasi ……………………………………………………. 12Daftar Pustaka ……………………………………………... 13LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 1PETUNJUK PENGGUNAAN LKPD1. Akseslah LKPD digital melalui Google Classroom Prakarya dan Kewirausahaan2. Pilihlah Kompetensi dasar sesuai materi yang akan anda kerjakan3. Ikutilah semua petunjuk dengan benar4. Kerjakan kegiatan 1 secara berkelompok dan kegiatan 2 secara mandiri5. Kerjakan Evaluasi Soal Pengetahuan Pada lembar Kerja yang telah disediakan6. Kemudian Scan hasil pekerjaanmu7. Unggah LKPD di google Classroom Prakarya dan Kewirausahaan sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan 2STANDAR ISIA. Kompetensi Inti Kompetensi Inti 4 Keterampilan Kompetensi Inti 3 Pengetahuan3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalampengetahuan factual, konseptual, procedural ranah konkret dan ranah abstrak terkaitberdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu dengan pengembangan dari yangpengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan dipelajarinya di sekolah secara mendiri,humaiora dengan wawasan kemanusiaan, dan mampu menggunakan metode sesuaikebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait kaidah fenomena dan kejadian, sertamenerapkan pengetahuan procedural padabidang kajian yang spesifik sesuai denganbakat dan minatnya untuk memecahkanmasalah .B. Kompetensi Dasar dan Indikator pencapaian KompetensiKompetensi Dasar Indikator Pencapaian Menganalisis strategi promosi produk Memahami definisi promosiusaha pengolahan makanan khas daerah produk usaha pengolahan makanandari bahan pangan nabati dan hewani khas daerah dari bahan pangan nabati dan hewani Mengidentifikasi Tujuan promosi produk usaha pengolahan makanan khas daerah dari bahan pangan nabati dan hewani Menentukan jenis promosi produk usaha pengolahan makanan khas daerah dari bahan pangan nabati dan hewaniLEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Menentukan media promosi produk makanan khas daerah Menganalisis strategi promosi produk usaha pengolahan makanan khas daerah dari bahan pangan nabati dan Melakukan promosi produk usaha Merancang strategi promosipengolahan makanan khas daerah produk usaha pengolahan makanan khas daerah Melakukan promosi produk usaha pengolahan makanan khas daerahC. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan model Project Based Learning,peserta didik diharapkan dapat 1. Memahami definisi promosi produk usaha pengolahan makanan khas daerah dari bahan pangan nabati dan hewani 2. Mengidentifikasi Tujuan promosi produk usaha pengolahan makanan khas daerah dari bahan pangan nabati dan hewani 3. Menentukan jenis promosi produk usaha pengolahan makanan khas daerah dari bahan pangan nabati dan hewani 4. Menentukan Strategi promosi makanan khas daerah dari bahan pangan nabati dan hewani. 5. Menganalisis strategi promosi produk usaha pengolahan makanan khas daerah dari bahan pangan nabati dan hewani 6. Merancang Strategi Promosi produk usaha pengolahan makanan khas daerah. 7. Melakukan promosi produk usaha pengolahan makanan khas daerah 4PETA KONSEPLEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 5MATERI PEMBELAJARAN1. Definisi Promosi Promosi merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang penting dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup usaha serta meningkatkan kualita penjualan yang secara tidak langsung akan meningkatkan kegiatan masaran dalam memasarkan produk yang dihasilkan. Di bawah ini adalah pengertian promosi menurut para ahli a. Harper Boyd Menurut Boyd, definisi promosi adalah upaya membujuk orang untuk menerima produk, konsep dan gagasan. b. Swastha Menurut Swastha, pengertian promosi adalah persuasi satu arah yang dibuatm untuk mempengaruhi orang lain yang bertujuan pada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam Tujuan Promosi Tujuan promosi adalah untuk memperkenalkan suatu produk barang/jasa/merek/perusahaan kepada masyarakat. Dan tentunya untuk mempengaruhi masyarakat luas agar membeli dan menggunakan produk tersebut. Selain itu promosi juga bertujuan untuk a. Merangsang pembelian kembali b. Mendapatkan para konsumen baru. c. Memberi pengaruh terhadap pembelian produk yang baru serta menyaing strategi promosi penjualan yang dilakukan pesaing. d. Komunikasi yang terjalin dalam promosi penjualan tidak hanya komunikasi satu arah. e. Meningkatkan performa kerja Jenis Strategi Promosi a. Periklanan advertising b. Promosi Penjualan sales promotion c. Penjualan Tatap Muka Direct Selling 6d. Hubungan Masyarakat Publishitas4. Media Promosi a. Media Promosi Ofline Brosur, Katalog, Pamflet, Booklet, Spanduk, Billboard, Banner dan Flyer b. Media Promosi Online Instagram, Facebook, Twitter, Youtube, Marketplace dan Blog5. Menyusun Strategi Promosi a. Menetapkan calon konsumen b. Mempelajari perilaku dan kebutuhan calon konsumen c. Memperhatikan value atau nilai tawar dari calon konsumen d. Memilih media komunikasi dan promosi yang sesuai dengan karakter konsumen yang dibidik. e. Bagaimana cara produk bias sampai ke konsumenLEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 7KEGIATAN 11. PERTANYAAN MENDASAR Amati video yang ditayangkan oleh guru ! Informasi apa saja yang kalian dapatkan setelah menonton video tersebut ? Jawab ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………….. Menurut pendapatmu, mengapa makanan khas daerah Kab. Bandung Barat kini kurang dikenal oleh masyarakat, khususnya para wisatawan ? Jawab ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………….. Bagaimana Strategi promosi yang sudah diterapkan oleh wirausaha makanan khas daerah yang ada di kab. Bandung barat ? Jawab ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………….. 82. MERENCANAKAN PROYEK Silahkan Diskusikan dengan teman sekelompokmu mengenai rancangan strategi promosi yang tepat untuk mempromosikan makanan khas daerah kab. Bandung barat! Dimasa pandemic seperti ini, penjualan makanan khas daerah turun sangat drastic, mengingat diberlakukannya pembatasan social yang mengakibatkan ditutupnya tempat wisata dan dibatasinya kegiatan social, yang menyebabkan kurangnya kehadiran wisatawan dari luar daerah dan berdampak pada penjualan makanan khas daerah. Silahkan analisis strategi usaha seperti apa yang dapat dilakukan oleh wirausahan makanan khas daerah khususnya makanan khas daerah Kab. Bandung barat ! Jawab ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………….. Tentukan sasaran konsumen, jenis promosi dan media promosi yang akan dibuat untuk ketercapaian strategi promosi yang akan dibuat! Jawab ……………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………..Mengapa anda memilih menggunakan jenis dan media promosi tersebut ?Jawab ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 93. PENYUSUNAN JADWAL Setelah merancang proyek silahkan tuliskan penyusunan jadwal mulai dari hari tanggal, alokasi waktu dan kegiatan yang akan dilaksanakan!No Hari / Tanggal Alokasi waktu Kegiatan yang 4. MENGUJI HASIL Setelah strategi promosi selesai dibuat silahkan presentasikan bersama kelompokmu! Kemudian Hasil media yang telah dibuat di unggah dalam media sosialmu dan upload di google classroom! 5. EVALUASI DAN PENGALAMAN BELAJAR Selama pembuatan proyek apa saja kesulitan dan hambatan yang anda alami? Jawab ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………….. 10KEGIATAN 21. EVALUASI DAN HASIL PEMBAHASAN Setelah melaksanakan rangkaian pembuatan strategi promosi, kemukakan pendapatmu mengenai apa itu promosi! Jawab ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………….. Setelah melaksanakan rangkaian pembuatan strategi promosi, menurut pendapatmu apa tujuan manfaat dari dilaksanakannya strategi promosi padasebuah usaha ? Jawab ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………….. Sebutkan dan jelaskan jenis – jenis promosi! Jawab ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………..Menurut pendapatmu bagaimanakah cara memnentukan media promosi yangtepat ?Jawab ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 11DAFTAR PUSTAKA1. Enggar Dwipeni, Hindraswari. 2018. Prakarya dan Kewirausahaan Untuk SMA- MA/SMK-MAK Kelas XI. Jakarta Srikandi Empat Widya Utama2. Sugiyanto, dkk. 2019. Prakarya dan Kewirausahaan Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta Erlangga3. Diakses tanggal 10 Agustus 2021 Pukul WIB4. Diakses tanggal 10 Agustus 2021 pukul WIB5. Diakses tanggal 11 Agustus 2021 pukul WIBLEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 12
Saatmenerapkan cara-cara promosi di bawah ini, selalu sertakan alamat website usaha Makanan Internasional anda agar bisa diingat oleh calon pelanggan. 1. Memasang iklan baris di koran. 2. Memasang iklan di buku telepon (yellow pages). 3. Menyebarkan katalog promosi dan iklan di pusat perkulakan. 4.Pemerintah Daerah Provinsi Riau berkomitmen menjadikan Riau sebagai tujuan wisata berbasis Budaya Melayu di Asia Tenggara pada tahun 2020. Salah satu tulang punggung pariwisata adalah produk makanan tradisional diantaranya makanan ringan snack food, seperti keripik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dalam bentuk studi kasus di dua unit usaha skala rumah tangga 1 keripik nenas ”Berkat Bersama” di Desa Kualu Nenas, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar dan 2 rengginang ubi kayu di Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru. Penelitian ini bertujuan 1 Mengkaji strategi pemasaran bauran pemasaran produk keripik nenas dan rengginang ubi kayu; 2 Memberikan saran pemasaran alternatif untuk produk keripik nenas dan rengginang ubi kayu. Kesimpulan penelitian adalah 1 Umumnya produk dinilai baik oleh konsumen, dan telah memiliki lima unsur strategi produk yaitu atribut produk, merek, kemasan, dan label tetapi variasi citarasa produk dan tampilan kemasan perlu ditingkatkan terutama untuk rengginang ubi kayu; 2 Strategi penetapan harga produk keripik nenas dan rengginang ubi kayu ditetapkan oleh produsen berdasarkan pendekatan orientasi biaya. Untuk ke depan perlu dipertimbangkan penetapan harga dengan melihat faktor harga produk pesaing; 3 Strategi promosi keripik nenas dan rengginang ubi kayu masih terbatas, Aspek promosi dalam penjualan pribadi personal selling telah dilakukan; 4 Keripik nenas dan rengginang terutama dipasarkan melalui pedagang pengecer 75 persen dan langsung kepada konsumen 25 persen sehingga produsen memiliki posisi tawar lebih lemah karena ketergantungan yang tinggi kepada pengecer karena keterbatasan modalnya. Kata kunci industri rumah tangga, makanan ringan, keripik nenas, rengginang ubi kayu, bauran pemasaran Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Agribisnis Vol 20 No. 2 Desember 2018 ISSN P 1412 – 4807 ISSN O 2503-4375 124 Strategi Pemasaran Produk Makanan Ringan Khas Riau Keripik Nenas Dan Rengginang Ubi Kayu STRATEGI PEMASARAN PRODUK MAKANAN RINGAN KHAS RIAU KERIPIK NENAS DAN RENGGINANG UBI KAYU YENI KUSUMAWATY Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau Kampus Binawidya Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru ABSTRAK Pemerintah Daerah Provinsi Riau berkomitmen menjadikan Riau sebagai tujuan wisata berbasis Budaya Melayu di Asia Tenggara pada tahun 2020. Salah satu tulang punggung pariwisata adalah produk makanan tradisional diantaranya makanan ringan snack food, seperti keripik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dalam bentuk studi kasus di dua unit usaha skala rumah tangga 1 keripik nenas ”Berkat Bersama” di Desa Kualu Nenas, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar dan 2 rengginang ubi kayu di Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru. Penelitian ini bertujuan 1 Mengkaji strategi pemasaran bauran pemasaran produk keripik nenas dan rengginang ubi kayu; 2 Memberikan saran pemasaran alternatif untuk produk keripik nenas dan rengginang ubi kayu. Kesimpulan penelitian adalah 1 Umumnya produk dinilai baik oleh konsumen, dan telah memiliki lima unsur strategi produk yaitu atribut produk, merek, kemasan, dan label tetapi variasi citarasa produk dan tampilan kemasan perlu ditingkatkan terutama untuk rengginang ubi kayu; 2 Strategi penetapan harga produk keripik nenas dan rengginang ubi kayu ditetapkan oleh produsen berdasarkan pendekatan orientasi biaya. Untuk ke depan perlu dipertimbangkan penetapan harga dengan melihat faktor harga produk pesaing; 3 Strategi promosi keripik nenas dan rengginang ubi kayu masih terbatas, Aspek promosi dalam penjualan pribadi personal selling telah dilakukan; 4 Keripik nenas dan rengginang terutama dipasarkan melalui pedagang pengecer 75 persen dan langsung kepada konsumen 25 persen sehingga produsen memiliki posisi tawar lebih lemah karena ketergantungan yang tinggi kepada pengecer karena keterbatasan modalnya. Kata kunci industri rumah tangga, makanan ringan, keripik nenas, rengginang ubi kayu, bauran pemasaran ABSTRACT Riau Provincial Government is committed to make Riau as a tourism destination based on Malay Culture in Southeast Asia in 2020. One of the backbone of tourism is traditional food product including snack foods such as chips/crackers. This research applied descriptive method in the form of case study at two home scale business units 1 pineapple chips "Berkat Bersama" in the village of Kualu Nenas, Tambang Subdistrict, Kampar Regency and 2 cassava rengginang crackers in Tenayan Raya Pekanbaru City. This study was aimed to 1 examine marketing strategy marketing mix product of pineapple chips and cassava rengginang; 2 Providing alternative marketing advice for pineapple chips and cassava rengginang products. The research conclusions are 1 The product is generally considered good by consumers, and has the five elements of prod-uct strategy that are product, brand, packaging and label attributes but variations of flavor and packaging ap-pearance need to be improved especially for cassava rengginang; 2 The pricing strategy of pineapple chips and cassava rengginang is determined by the manufacturer based on cost orientation approach. In Jurnal Agribisnis Vol 20 No. 2 Desember 2018 ISSN P 1412 – 4807 ISSN O 2503-4375 125 Strategi Pemasaran Produk Makanan Ringan Khas Riau Keripik Nenas Dan Rengginang Ubi Kayu the future, it is necessary to consider the pricing by looking at the price of competitors' products; 3 The strategy of promotion of pineapple chips and cassava rengginang is still limited. The promotion aspect of personal selling has been conducted; 4 Pineapple and rengginang chips are mainly mar-keted through retailers 75 percent and directly to consumers 25 percent so that producers have a weaker bargaining position due to their high dependence on retailers due to their limited capital. Keywords home industry, snack food, pineapple chips, cassava rengginang, marketing mix PENDAHULUAN Provinsi Riau terletak di wilayah geografis yang strategis di jalur perdagangan dunia dengan kekayaan kuliner yang bervariasi. Maka Pemerintah provinsi Riau berusaha terus mengembangkan daerah ini sebagai destinasi pariwisata dengan visi 2020 "The Homeland of Malays" yaitu menjadikan kawasan Riau destinasi pariwisata berbasis Budaya Melayu di Asia Tenggara Nurwanto, 2016. Salah satu ciri khas adalah produk makanan tradisional sebagai cenderamata. Peningkatan permintaan terhadap produk makanan khas Riau tergambar dari pembukaan sejumlah gerai yang menjual berbagai makanan tradisional khas Riau. Produksi ritel makanan merupakan salah satu potensi industri rumah tangga terbesar kedua setelah pertanian Wijaya, 2013. Produk pangan yang populer adalah berupa makanan ringan snack food, dan salah satu jenis snack yang dikembangkan sebagai oleh-oleh adalah keripik. Menurut Sulistyowati 2004, keripik adalah makanan ringan jenis crackers yang bersifat kering, renyah crispy dan kandungan lemaknya relatif tinggi. Produk keripik digemari karena teksturnya yang khas, citarasanya lezat, tahan lama, praktis dibawa dan disimpan. Di Provinsi Riau, salah satu produk keripik yang cukup berkembang adalah keripik nenas di desa Kualu Nenas, Kabupaten Kampar. Kabupaten Kampar telah dikenal sebagai pusat penghasil nenas. Menurut data statistik Kampar dalam angka 2013, produksi nenas di Kampar mencapai ton per tahun. Dari jumlah itu, sekitar ha berada di Desa Kualu Nenas dengan produksi rata-rata 121 ton per bulan. Saat ini terdapat sekitar 20 industri rumahan olahan nenas Pratama, 2016. Selain buah nenas, potensi lain di Riau adalah ubi kayu. Menurut Elida dan Hamidi 2009, tanaman ubi kayu cocok dikembangkan di Provinsi Riau dengan kondisi lahan yang relatif kering. Secara umum luas panen ubi kayu cenderung menurun karena pengusahaan kelapa sawit, tetapi dengan banyaknya lahan marginal yang cocok untuk ditanami ubi kayu, Jurnal Agribisnis Vol 20 No. 2 Desember 2018 ISSN P 1412 – 4807 ISSN O 2503-4375 126 Strategi Pemasaran Produk Makanan Ringan Khas Riau Keripik Nenas Dan Rengginang Ubi Kayu potensi ubi kayu masih dapat ditingkatkan dengan mengolahnya menjadi produk makanan bernilai tambah lebih tinggi. Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM masih banyak mengalami kendala diantaranya terbatasnya akses terhadap sumberdaya produktif; keterbatasan kapasitas produksi dan spesifikasi produk KUMKM, 2006. Menurut Ariani dan Dwiyanto 2013, pemasaran dan pendistribusian produk makanan skala kecil mengalami kesulitan, karena pasar bagi industri kecil pengolahan makanan dikuasi oleh beberapa perusahaan besar sehingga menyulitkan perusahaan kecil untuk bersaing. Nilai tambah produk masih kurang, dan banyak UMKM tidak memiliki izin produksi serta aspek pengemasan kurang menarik. Daya saing berpengaruh signifikan terhadap peningkatan produktivitas dan memperluas akses pasar. Hal ini akan bermuara kepada peningkatan omset penjualan dan profitabilitas perusahaan Rahmana dalam Larasati 2011. Secara umum, UMKM di Indonesia kalah bersaing dengan industri skala besar karena kurang memperhatikan aspek pemasaran. Padahal, banyak kasus menunjukkan bahwa sebuah produk menerapkan teknologi sederhana tetapi mendapat respons baik dari konsumen karena pemasarannya efektif. Untuk mengembangkan potensi makanan-makanan tradisional Riau sebagai daya tarik daerah, dibutuhkan kajian ilmiah terutama pada aspek pemasarannya yaitu strategi bauran pemasaran marketing mix. Pemilihan makanan tradisional Riau yang dikaji pada penelitian ini yaitu produk keripik nenas dan rengginang ubi kayu karena produk ini merupakan makanan selingan snack yang populer sebagai oleh-oleh. Penelitian ini bertujuan 1. Mengkaji strategi pemasaran bauran pemasaran produk keripik nenas dan rengginang ubi kayu 2. Memberikan saran pemasaran alternatif untuk produk keripik nenas dan rengginang ubi kayu METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif berupa studi kasus di dua unit usaha skala rumah tangga home industry, yaitu 1 keripik nenas ”Berkat Bersama” di Desa Kualu Nenas, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar provinsi Riau dan 2 rengginang ubi kayu di Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru. Metode deskriptif digambarkan Saputra 2016 dan Nawawi 2001 sebagai langkah-langkah representasi obyektif tentang gejala-gejala dalam masalah yang diselidiki. Ciri pokok Jurnal Agribisnis Vol 20 No. 2 Desember 2018 ISSN P 1412 – 4807 ISSN O 2503-4375 127 Strategi Pemasaran Produk Makanan Ringan Khas Riau Keripik Nenas Dan Rengginang Ubi Kayu metode deskriptif 1 memusatkan perhatian pada masalah aktual, dan 2 menggambarkan fakta-fakta sebagaimana adanya, diiringi interpretasi rasional. Ini sesuai tujuan penelitian untuk memperoleh fakta tentang makanan ringan khas Riau. Untuk mengkaji aspek pemasaran, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling terhadap pemasar produk keripik nenas dan rengginang ubi kayu. Pemasar yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah toko makanan tradisional Riau Al-Mahdi sebagai pemasar dengan perkiraan omset terbesar di Kota Pekanbaru. Data penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data sekunder meliputi karakteristik produk dan proses pemasarannya dari instansi terkait dan literatur. Data primer diperoleh dari wawancara menggunakan kuesioner kepada produsen dan pemasar produk keripik nenas dan rengginang ubi kayu. Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan tabulasi dan pengelompokan data primer dari pemasar dan produsen dan dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk menggambarkan bauran pemasaran marketing mix produk keripik nenas dan rengginang ubi kayu yang meliputi strategi produk, harga, promosi dan distribusi dan merumuskan strategi bauran pemasaran alternatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Agroindustri Keripik Nenas ”Berkat Bersama” Agroindustri skala rumah tangga home industry ”Berkat Bersama” di Desa Kualu Nenas, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar Riau dimiliki oleh Bapak Muslimin yang telah menjalankan usaha ini selama 15 tahun dan telah bergabung dalam Asosiasi Pangan Riau ASPARI. Bahan baku pembuatan keripik nenas adalah buah nenas segar, minyak goreng, dan garam. Dengan demikian produk keripik nenas yang dihasilkan bersifat alami tanpa tambahan bahan pengawet. Alat yang digunakan berupa penggorengan vakum. Bahan baku untuk pembuatan keripik nenas diperoleh dari kebun nenas milik produsen dan dibeli dari petani di sekitar lokasi agroindustri. Produksi keripik nenas diawali dengan pengupasan dan pemotongan buah nenas, kemudian pencucian, penggorengan secara vakum dan setelah itu ditiriskan. Selanjutnya keripik nenas siap untuk dikemas dalam kantong plastik atau kemasan kotak dengan berat bersih 150 gram. Jurnal Agribisnis Vol 20 No. 2 Desember 2018 ISSN P 1412 – 4807 ISSN O 2503-4375 128 Strategi Pemasaran Produk Makanan Ringan Khas Riau Keripik Nenas Dan Rengginang Ubi Kayu Profil Agroindustri rengginang ubi kayu merk “Rosa” Agroindustri rengginang ubi kayu diproduksi di Kecamatan Tenayan Raya di Jalan Utama No. 45 Rejosari Kulim Pekanbaru. Produk yang dihasilkan berupa Rengginang ubi kayu. Ubi yang telah dikupas lalu dicuci, kemudian diparut, lalu dilakukan pemerasan pati sampai kering, selanjutnya tepung pati diberi bumbu bawang putih, garam, dan kaldu lalu diaduk sehingga siap dicetak, kemudian tahap penjemuran dan setelah kering siap untuk dikemas dan dipasarkan. Rengginang ubi kayu diproduksi oleh Ibu Rosa dan telah berjalan selama 10 tahun. Peralatan yang digunakan masih tradisional sehingga membutuhkan waktu lama dalam pembuatan. Industri ini telah terdaftar di Depertemen Kesehatan, tetapi belum mendapat sertifikat label kehalalan dari MUI Majelis Ulama Indonesia. Industri ini tergabung dalam Himpunan Kerajinan Makanan dan Miuman Riau HIKMARI. Strategi Pemasaran Pemasaran merupakan kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen melalui pertukaran. Pemasaran harus dapat menafsirkan kebutuhan konsumen dan mengkombinasikan dengan data pasar seperti lokasi konsumen dan kesukaan mereka Anggrahini dan Surwati 2014. Menurut Dharmmesta dan Handoko 2012, marketing mix atau bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi. Keempat unsur bauran pemasaran tersebut saling berhubungan dan berpengaruh satu sama lain, sehingga harus diupayakan untuk menghasilkan suatu kebijakan pemasaran yang mengarah kepada layanan efektif. 1. Strategi Produk Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar Mevita dan Suprihhadi, 2013. Berdasarkan penggolongan produk menurut Kotler 2009, produk makanan termasuk keripik nenas dan rengginang ubi kayu tergolong pada produk tidak tahan lama non durable goods yang cepat habis dikonsumsi. Atribut produk Jurnal Agribisnis Vol 20 No. 2 Desember 2018 ISSN P 1412 – 4807 ISSN O 2503-4375 129 Strategi Pemasaran Produk Makanan Ringan Khas Riau Keripik Nenas Dan Rengginang Ubi Kayu Pengembangan suatu produk melibatkan penentuan manfaat yang diberikan yang dinilai dari kualitas dan fitur produk. Rancangan kualitas produk merupakan kemampuan produk untuk dapat melaksanakan fungsinya meliputi daya tahan produk Badariyansyah, 2008. Keripik nenas tergolong produk konsumen yaitu produk yang selain dibeli untuk konsumsi pribadi juga sebagai oleh-oleh. Produk keripik nenas hanya terdiri dari satu jenis rasa yaitu rasa orisinal dan belum memiliki variasi ukuran kemasan karena dijual dalam bentuk kemasan 150 gram. Keripik nenas memiliki daya tahan sekitar 3-4 bulan. Kemasan produk menampilkan atribut masa expired kadaluwarsa produk, komposisi produk, label halal, izin Dinas Kesehatan dan kadar nutrisi keripik nenas. Produk Rengginang ubi kayu juga terdiri dari satu rasa yaitu rasa asin gurih. Produk ini mempunyai daya tahan sekitar 1 bulan, namun belum mencantumkan tanggal expire kadaluarsa pada kemasan dan belum ada mendapat label halal dari MUI walaupun telah mendapat izin dari Depkes RI. Pemberian Merek Branding Merek memiliki peran yang signifikan pada kemajuan perusahaan. Merek bukan sekedar nama suatu produk, tetapi sangat menentukan pada kondisi persaingan yang meningkat, karena konsumen akan mengenali merek terlebih dahulu. Bahkan dapat dikatakan bahwa merek merupakan sesuatu yang dibeli oleh konsumen Utami, 2007. Pemberian merek dari keripik nenas ”Berkat Bersama” berawal dari kreativitas pemilik usaha untuk menciptakan nama yang unik agar membawa berkat bagi masyarakat karena pada saat itu nenas belum banyak dijadikan keripik. Saat ini merek dari keripik nenas ”Berkat Bersama” sudah cukup dikenal oleh masyarakat. Produk keripik nenas belum memiliki perluasan lini produk seperti variasi rasa dan bentuk produk. Rengginang ubi kayu yang berawal saat Ibu Rosa sebagai pengrajin, mendapat binaan dari Disperindag Kota Pekanbaru. Merk yang digunakan adalah “Rengginang Ubi Kayu” yang mencerminkan jenis produk makanan ringan tersebut. Pengemasan Pengemasan packing melibatkan kegiatan, merancang dan memberi wadah atau pembungkus suatu produk. Menurut Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed 2018, tidak Jurnal Agribisnis Vol 20 No. 2 Desember 2018 ISSN P 1412 – 4807 ISSN O 2503-4375 130 Strategi Pemasaran Produk Makanan Ringan Khas Riau Keripik Nenas Dan Rengginang Ubi Kayu semua pelaku bisnis menyadari bahwa kemasan produk yang mereka tawarkan ternyata memberikan pengaruh besar terhadap penjualan produk. Apalagi para pelaku usaha kecil yang saat ini banyak bermunculan, umumnya hanya fokus untuk menciptakan suatu produk namun tidak memperhatikan kemasan produk yang digunakannya. Kemasan yang sering digunakan hanyalah kemasan plastik biasa yang tidak berbeda dengan pelaku bisnis lain. Kemasan produk keripik nenas yang digunakan dibedakan dalam dua jenis yaitu kemasan kotak dan plastik dengan ukuran yang sama 150 gram yang telah diberi label produk. Keripik nenas dikemas dengan plastik kemudian dimasukkan dalam kemasan kotak. Sebagian produk yang dijual langsung ke konsumen tanpa melalui toko pengecer ada yang dikemas dalam kantong plastik berlabel sesuai permintaan. Tapi pada umumnya dalam penjualan lebih banyak memakai kemasan kotak karena lebih menarik. Rengginang ubi kayu untuk kemasan produk makanan ini belum memadai dalam pengemasan. Sebagai agroindustri yang masih tradisional, kemasan produk berupa kantong plastik yang transparan, karena untuk membuat kemasan yang lebih modern dengan alasan biaya. Kondisi kemasan rengginang yang sederhana sesuai dengan kajian Indrawijaya 2012 di Kota Jambi, bahwa kemasan makanan ringan umumnya masih sederhana dengan logo kurang mampu menarik konsumen dan kurang informatif. Pemberian label Labelling Kemasan adalah faktor yang dapat mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian. Maka kemasan harus mampu menjadi media informasi, baik secara verbal maupun secara visual diantaranya melalui label makanan. Informasi secara verbal antara lain mencakupi komposisi produk pada produk makanan atau minuman, informasi halal, batas kadaluarsa dan sebagainya. Sedangkan informasi dalam bentuk visual dapat ditampilan melalui tipografi, warna dan gambar Nugrahani, 2015. Label keripik nenas menampilkan merek produk “Berkat Bersama”, gambar dua buah nenas masak berwarna orange dengan tulisan “pineapple chips”, label halal, berat bersih netto 150 gram, alamat produksi, dan kandungan keripik nenas. Label halal dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia MUI. Alamat produksi yaitu Keripik nenas Berkat Bersama Kualu Nenas Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar-Riau-Indonesia. Komposisi keripik nenas terdiri dari lemak 1,90 persen, karbohidrat 29,06 persen, dan gula 7,73 persen. Jurnal Agribisnis Vol 20 No. 2 Desember 2018 ISSN P 1412 – 4807 ISSN O 2503-4375 131 Strategi Pemasaran Produk Makanan Ringan Khas Riau Keripik Nenas Dan Rengginang Ubi Kayu Pemberian label Rengginang ubi kayu sangat sederhana, berupa label bergambar bunga dengan merek “ROSA”, informasi komposisi produk rengginang ubi kayu, alamat usaha di Jl. Utama No. 45 Rejosari Kulim-Pekabaru dan label dari Dinkes. Kemasan yang digunakan oleh Usaha agroindustri Rengginang ubi kayu masih sederhana berupa kantung plastik transparan. 2. Strategi Harga Harga adalah nilai jual yang ditetapkan oleh penjual terhadap sesuatu yang dibeli, oleh konsumen, berdasarkan keinginan untuk mendapatkan keuntungan. Pada umumnya konsumen membeli pada toko eceran yang menawarkan berbagai macam produk dengan harga yang bersaing, minimal sesuai dengan kualitas produk. Harga secara implisit mempunyai hubungan dengan kualitas. Kualitas produk yang baik akan dijual dengan harga tinggi sedangkan produk dengan kualitas kurang baik akan dijual dengan harga relatif rendah. Dalam realitasnya, harga mempunyai pengaruh terhadap kepuasan konsumen Shabastian dan Samuel, 2013. Strategi harga terdiri dari orientasi biaya, orientasi terhadap permintaan dan orientasi harga kompetitor. Penetapan harga keripik nenas oleh agroindustri Berkat Bersama adalah berdasarkan biaya produksi. Harga keripik nenas yang dijual langsung oleh produsen adalah sedangkan untuk keripik nenas yang dijual kepada pengecer memiliki harga yang berbeda tergantung besarnya biaya angkut, sedangkan harga yang diterapkan toko Al-Mahdi sebagai pengecer kepada pembeli keripik nenas adalah Rp Agroindustri rengginang ubi kayu untuk harga makanan ini ditentukan penjual berdasarkan biaya-biaya produksi dalam pembuatan rengginang ubi kayu. Adapun harga makanan ini dijual produsen seharga Sedangkan untuk rengginang ubi kayu yang telah sampai kepada para pengecer dijual dengan harga yang berbeda, dari harga para pengecer seperti gerai Al-Mahdi tempat peneliti memperoleh data. Rengginang ubi kayu dijual dengan harga Rp. 3. Strategi Promosi Promosi adalah bentuk komunikasi pemasaran yang berupa aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan mengingatkan Jurnal Agribisnis Vol 20 No. 2 Desember 2018 ISSN P 1412 – 4807 ISSN O 2503-4375 132 Strategi Pemasaran Produk Makanan Ringan Khas Riau Keripik Nenas Dan Rengginang Ubi Kayu produknya agar dapat menerima, memberi, dan loyal kepada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan Aryanti, 2016. Strategi promosi promotional mix yang dapat dilakukan antara lain berupa periklanan advertising, penjualan pribadi personal selling, promosi penjualan sales promotion, dan publisitas publicity. Bentuk strategi promosi diantaranya 1 Periklanan melalui media televisi, radio, surat kabar, spanduk, brosur, kalender; 2 Promosi penjualan melalui kupon diskon/ undian pada momen tertentu, lomba, potongan harga; 3 Hubungan masyarakat dan publisitas misalnya melalui seminar, lokakarya, workshop; 4 Penjualan personal misalnya sales promotion; 5 Pemasaran langsung misal delivery order dan presentasi Amanah, 2015. Strategi promosi saat ini untuk keripik Nenas berupa pemasangan papan nama usaha di depan unit usaha. Pernah juga dilakukan promosi melalui televisi yaitu di Riau TV Rtv yang dampaknya permintaan kosumen meningkat. Tapi produsen keripik nenas tidak sanggup untuk memasang iklan di televisi ini, karena biaya yang tinggi. Promosi insidentil dilakukan melalui kegiatan seminar produk lokal di sejumlah organisasi. Tetapi kegiatan promosi yang dominan untuk Keripik Nenas adalah promosi antar individu. Rengginang Ubi Kayu dalam usaha kegiatan promosi yang dilakukan sangat minim sekali hampir dikatakan tidak ada hanya pernah saja diperkenalkan oleh Dinas Perindustrian dan perdagangan dalam kegiatan-kegiatan pameran, Sedangkan dari Produsen Sendiri baru bisa dari individu keindividu saja. Dalam kegiatan promosi seperti televisi, surat kabar atau baleho pengusaha belum sanggup untuk melakukan jenis promosi ini. Secara umum, kegiatan promosi untuk produk makanan ringan produk home industry ini dilakukan terutama dalam bentuk komunikasi dari individu ke individu personal selling. Jika dilihat dari model periklanan yang terjadi, ini mengikuti sebuah model dari promosi publik relations release yaitu suatu tujuan bisnis adalah untuk menciptkan kondisi para pelanggan yang merasa puas. Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, diantara hubungan antara perusahaan dan pelanggan menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang, dan terciptanya loyalitas pelanggan, sehingga membentuk suatu rekomendasi dari mulut kemulut word of mouth yang menguntungkan bagi perusahaan Tjiptono, 1997. Sedangkan menurut pemasar dari informasi yang terjadi dari pemintaan konsumen makanan khas Riau ini, dari berbagai aneka makanan khas Riau yang dijual untuk saat ini Jurnal Agribisnis Vol 20 No. 2 Desember 2018 ISSN P 1412 – 4807 ISSN O 2503-4375 133 Strategi Pemasaran Produk Makanan Ringan Khas Riau Keripik Nenas Dan Rengginang Ubi Kayu permintaan konsumen selalu meningkat. Kemudian juga dari pengusaha sendiri dengan terjadi image yang baik bagi usahanya sangat berdampak positif dalam penjualan produknya. 4. Strategi Distribusi Strategi distribusi merupakan jalur yang dilalui oleh arus barang dari produsen ke perantara dan sampai kepada konsumen. Menurut Permana et al. 2013, distribusi meliputi saluran distribusi, lokasi pemasaran, dan sarana transportasi untuk mengantarkan produk ke konsumen. Sebagai bagian dari bauran pemasaran, distribusi dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha mempermudah penyampaian barang dari produsen kepada konsumen. Distribusi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam pemasaran karena dengan distribusi yang efektif barang akan cepat dipasarkan dan dibeli dan dikonsumsi oleh konsumen. Semua perusahaan perlu melakukan fungsi distribusi karena bertugas menyampaikan barang yang diperlukan konsumen Ardiyanta, 2013. Keputusan mengenai saluran distribusi merupakan hal yang penting bagi sebuah perusahaan. Pendistribusian Keripik Nenas sampai ke konsumen dilakukan dengan kendaraan pribadi atau kendaraan umum. Pendistribusian produk tidak hanya dilakukan di Kota Pekanbaru saja, namun sampai ke pengecer di Jakarta, dan sebagian pengecer dari luar kota menjual ke Malaysia dengan langsung mengambil ke tempat produsen. Strategi distribusi yang dilakukan agroindustri keripik nenas agar produk sampai ketangan konsumen yaitu distribusi langsung dan tidak langsung. Saluran distribusi dari produsen langsung dijual ke pengecer, lalu dari pengecer dijual ke konsumen. Pendistribusian juga langsung dilakukan kepada konsumen, tapi yang dominan dilakukan langsung ke pengecer dengan biaya antar ditanggung pembeli dan transaksi secara sistem beli putus. Agroindustri rengginang ubi kayu memasok bahan bakunya langsung dari para petani di daerah Kulim. Strategi pendistribusian secara tidak langsung melalui para pengecer, kemudian dari pengecer sampai ke konsumen. Penyaluran barang dari tempat usaha dilakukan sendiri oleh pemilik usaha dengan menggunakan kendaraan pribadi, tetapi pada umumnya banyak pengecer yang langsung menjemput barang tersebut di tempat usaha produsen dengan melakukan pemesanan terlebih dahulu. Rengginang ubi kayu yang dijual selalu cepat habis tidak menunggu waktu lama sehingga untuk peluang pasar masih terbuka luas. Namun kondisi tersebut belum dapat Jurnal Agribisnis Vol 20 No. 2 Desember 2018 ISSN P 1412 – 4807 ISSN O 2503-4375 134 Strategi Pemasaran Produk Makanan Ringan Khas Riau Keripik Nenas Dan Rengginang Ubi Kayu dimanfaatkan secara maksimal, karena peralatan yang digunakan dalam memproduksi rengginang ubi kayu belum memadai, dan masih kekurangan tenaga kerja dikarenakan modal yang masih kurang, kemudian cara memproses makanan tersebut masih bersifat tradisional. Saluran pemasaran rengginang ubi kayu yang paling dominan langsung ke konsumen, kemudian melalui pengecer. Walaupun permintaan selalu banyak namun produksi rengginang ubi kayu ini belum bisa diproduksi setiap hari, hanya dua hari sekali disebabkan peralatan masih tradisional, dan permodalan yang terbatas sehingga pengrajin belum mampu membeli peralatan modern. Maka peluang pasar rengginang ubi kayu ini masih terbuka. Saluran distribusi untuk kedua produk makanan ringan khas Riau dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1. Bagan saluran distribusi makanan ringan khas Riau Alternatif Strategi Untuk strategi produk keripik nenas sudah cukup baik begitu juga atribut produk yang ditampilkan pada kemasan, sehingga kualitas produk harus dipertahankan secara konsisten. Alternatif strategi produk keripik nenas adalah meningkatkan variasi produk karena belum adanya diversifikasi produk seperti rasa, bentuk, dan ukuran kemasan. Untuk rengginang ubi kayu disarankan meningkatkan tampilan label dan kemasan serta melakukan pengurusan label halal. Strategi ini sesuai kajian Wantini et al. 2013 bahwa produk makanan harus mempertahankan kualitas untuk menjaga kepercayaan konsumen dan tampilan kemasan jika ditingkatkan dapat berfungsi sebagai alat promosi. Untuk strategi harga, agroindustri keripik nenas dan rengginang ubi kayu menetapkan harga jual produk berdasarkan orientasi terhadap biaya produksi. Namun dengan adanya strategi penetapan harga yang lain selain orientasi pada biaya dan meningkatnya persaingan usaha, produsen dapat menjajaki kemungkinan ke depan untuk mempertimbangkan orientasi Jurnal Agribisnis Vol 20 No. 2 Desember 2018 ISSN P 1412 – 4807 ISSN O 2503-4375 135 Strategi Pemasaran Produk Makanan Ringan Khas Riau Keripik Nenas Dan Rengginang Ubi Kayu harga terhadap permintaan dan orientasi harga kompetitor dengan harapan dapat terus bertahan dalam persaingan pasar. Dari kegiatan promosi yang dilakukan selama ini oleh agroindustri keripik nenas dan rengginang ubi kayu masih terbatas dan belum rutin. Terkait hal ini, beberapa kegiatan promosi yang dapat dilakukan selain advertising iklan dan personal selling penjualan pribadi diantaranya kerjasama rutin dengan Dinas Perindustrian untuk melakukan pameran produk bazar dan publisitas dalam surat kabar lokal, website pemerintah daerah dan melalui brosur produk di daerah tujuan wisata di Provinsi Riau. Saat ini semakin banyak perusahaan yang berkomitmen meningkatkan kepuasan pelanggan. Pentingnya pemasaran dalam meraih kepuasan pelanggan diantaranya Tjiptono, 1997 bahwa 1 tujuan bisnis adalah untuk menciptakan pelanggan yang puas. Kepuasan pelanggan dapat meningkatkan hubungan antara perusahaan dan pelanggan, mendorong pembelian ulang, dan terciptanya loyalitas pelanggan, sehingga terjadi rekomendasi dari mulut ke mulut word of mouth; 2 kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap ketidaksesuaian disconfirmation yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk; 3 kepuasan pelanggan merupakan tanggapan emosional pada evaluasi terhadap konsumsi suatu produk. Saluran pemasaran yang dilakukan adalah langsung ke konsumen dan ke pedagang pengecer Gambar 1. Strategi pemasaran yang saat ini dilakukan masih terbatas walaupun pemasaran produk telah sampai ke beberapa kota. Dalam kegiatan pemasaran pada umumnya terdapat beberapa saluran pemasaran atau tingkat distribusi. Menurut Kotler 1987 dalam Simanjuntak 2008, umumnya ada empat saluran pemasaran, yaitu 1 saluran tingkat nol saluran langsung/zero level channel dimana produsen menjual langsung ke konsumen; 2 saluran tingkat satu one level channel yang terdiri dari satu perantara; 3 saluran tingkat dua yang terdiri dari dua perantara. dan 4 saluran tingkat tiga; terdiri dari tiga perantara, berupa pedagang pengumpul grosir, pedagang besar pemborong, dan pengecer. Industri makanan ringan khas Riau hanya memakai saluran tingkat nol dan satu, sehingga kurang mempromosikan produknya kepada konsumen. Untuk ke depan, produsen dapat bekerja sama dengan pemasar untuk merancang promosi yang terjangkau seperti iklan cetak dan radio, dan pembagian sampel produk. Selain itu, produsen perlu mempertahankan dan meningkatkan mutu produk, sehingga promosi dari mulut ke mulut word of mouth oleh Jurnal Agribisnis Vol 20 No. 2 Desember 2018 ISSN P 1412 – 4807 ISSN O 2503-4375 136 Strategi Pemasaran Produk Makanan Ringan Khas Riau Keripik Nenas Dan Rengginang Ubi Kayu konsumen terus berjalan. Ini sesuai dengan kajian Arbainah 2010 bahwa pelanggan yang puas akan menyebarkan opini yang positif positive word of mouth. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Dari aspek produk, makanan ringan khas Riau yaitu keripik nenas dan rengginang ubi kayu tergolong produk spesial yang umumnya dibeli sebagai cendera mata. 2. Strategi penetapan harga produk keripik nenas dan rengginang ubi kayu ditetapkan oleh produsen berdasarkan pendekatan orientasi biaya. Untuk ke depan perlu dipertimbangkan penetapan harga dengan melihat faktor harga produk pesaing. 3. Strategi promosi keripik nenas dan rengginang ubi kayu masih terbatas sedangkan aspek promosi dalam penjualan pribadi personal selling telah dilakukan. 4. Untuk aspek distribusi, keripik nenas dan rengginang terutama dipasarkan melalui pedagang pengecer 75 persen dan langsung kepada konsumen 25 persen. 5. Kondisi produsen makanan cemilan khas Riau ini umumnya memiliki posisi tawar lebih lemah dan ketergantungan yang tinggi kepada pengecer karena keterbatasan modalnya, yang menjurus kepada pola hubungan patron-client. Saran Produk makanan khas daerah memiliki potensi yang besar termasuk dalam menunjang pariwisata di Provinsi Riau, maka Pemerintah Daerah Kota Pekanbaru dan Provinsi Riau diharapkan memberikan dukungan kepada produsen yang tergolong usaha kecil menengah untuk menjadikan produk makanan khas Riau sebagai kebanggaan daerah Riau dan menajdi daya tarik wisata kuliner dan sebagai produk cinderamata untuk dibawa ke luar daerah Riau. DAFTAR PUSTAKA Anggrahini, Devi dan Surwati, 2014. Kegiatan Komunikasi Pemasaran Rown Division dalam Media Sosial Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Kegiatan Komunikasi Pemasaran Rown Division di Solo melalui Media Sosial Facebook dan Twitter dalam Meningkatkan Jumlah Konsumen. diakses 17 Mei 2017 Arbainah, S. 2010. Studi Tentang Words of Mouth WOM Positif pada Bisnis Ritel Pasar Modern Kasus Empiris pada Minimarket Alfamart dan Indomaret di Kota Semarang. Thesis Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro Semarang. Jurnal Agribisnis Vol 20 No. 2 Desember 2018 ISSN P 1412 – 4807 ISSN O 2503-4375 137 Strategi Pemasaran Produk Makanan Ringan Khas Riau Keripik Nenas Dan Rengginang Ubi Kayu Ardiyanta, O. 2013. Analisis Strategi Distribusi untuk Meningkatkan Volume Penjualan pada PT Salma Nusantara. Tugas Akhir pada Program Studi Akuntansi DIII Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Anggreni, F. dan Praptiningsih, M. 2013. Pengelolan dan Pengembangan Usaha Distribusi makanan Ringan pada CV Timur Jaya Raya di Lombok – Nusa Tenggara Barat. Jurnal AGORA 12 10 halaman. Amanah, S. 2015. Peranan Strategi Promosi Pemasaran Terhadap Peningkatan Volume Penjualan. Jurnal LENTERA 31 47-55. Ariani, Desi dan Dwiyanto, 2013. Analisis Pengaruh Supply Chain Management Terhadap Kinerja Perusahaan Studi Pada Industri Kecil dan Menengah Makanan Olahan Khas Padang Sumatera Barat. Diponegoro Journal of Management 231-10. Aryanti, 2016. Fungsi Promosi Produk Pos Ekspress dalam Meningkatkan Minat Konsumen di Kota Bandung. Skripsi Universitas Pasundan. Dharmmesta, dan Handoko, 2012. Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen. Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed. 2018. Pentingnya Kemasan Produk. Diunduh dari Indrawijaya, S. 2012. Pengaruh Kemasan Terhadap Keputusan Konsumen dalam Pembelian Produk Industri Kecil Makanan Ringan pada Supermarket di Kota Jambi. Jurnal Manajemen Terapan dan Keuangan 1133-38. Kotler, P. dan Armstrong. 2009. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Penerbit Erlangga, Jakarta. KUMKM. 2006. Hambatan Usaha Kecil dan Menengah dalam Kegiatan Ekspor. Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM 1199-112. Larasati, 2011. Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM Studi pada UMKM mitra binaan IPB. Skripsi UT Communication and Community Development. Diunduh dari tanggal 5 November 2017. Maharani, E., Edwina, S. dan Kusumawaty, Y. 2010. Strategi Pengembangan Agroindustri Nata de coco di Kabupaten Indragiri Hilir. Jurnal IJAE 1175-86 Mevita, dan Suprihhadi, H. 2013. Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Kepuasan Konsumen. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen 291-18. file///C/Users/User/Downloads/ diakses 19 Mei 2017. Moscardo, G. 2004 Shopping as a destination attraction An empirical examination of the role of shopping in tourists’ destination choice and experience. Journal of Vacation Marketing 104294-307. Nawawi, H. H. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Nugrahani, R. 2015. Peran Disain Grafis pada Label dan kemasan Produk Makanan UMKM. Jurnal Imajinasi 122127-136. Nurwanto. 2016. Pariwisata Riau, Intan Yang Mulai Bersinar. Diunduh dari Jurnal Agribisnis Vol 20 No. 2 Desember 2018 ISSN P 1412 – 4807 ISSN O 2503-4375 138 Strategi Pemasaran Produk Makanan Ringan Khas Riau Keripik Nenas Dan Rengginang Ubi Kayu tanggal 5 Januari 2018. Oktavina, R. 2009. Model Manajemen Strategis Evaluasi Kinerja Usaha Mikro dan Kecil Makanan Ringan. Jurnal Ekonomi Bisnis 21488-102. Permana, Suamba, dan Wijayanti, 2013. Bauran Pemasaran Bunga Krisan pada Kelompok Usaha Bersama Manik Mekar Nadi di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata 2112-22 Pratama, I. 2016. Varian Nenas Menopang Perekonomian Masyarakat Kampar. Riau Bertuah Online 5 Maret 2016. Diakses 17 Mei 2017 Roostika, R. 2012. Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Produk Cindera Mata terhadap Kepuasan Wisatawan Domestik di Yogyakarta. Jurnal Manajemen dan Akuntansi 13 104-116. Saputra, 2016. Analisis Efektivitas Komunikasi Pemasaran pada Produk Yogurt Sentulfresh Indonesia Melalui Website. Skripsi Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor. Shabastian, M. dan Samuel, H. 2013. Pengaruh Strategi Harga dan Strategi Produk Terhadap Brand Loyalty di Tator Café Surabaya Town Square. Jurnal Manajemen Pemasaran 11 1-9 Simanjuntak, R. 2008. Analisis Pemasaran Tahu di Kota Madya Pekanbaru. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Riau, Pekanbaru. tidak dipublikasikan Utami, 2007. Sikap Mahasiswa terhadap Merk Lokal Studi pada Mahasiswa Pemakai Kosmetik Sariayu. Jurnal Iqtishoduna 3116 halaman. Sulistyowati, A. 2004. Membuat Kripik Buah dan Sayur. Penerbit Puspa Swara, Depok. Tjiptono. 1997. Strategi Pemasaran Edisi II. Penerbit Andi, Yogyakarta. Wantini, S., Martono, T. dan Hindrayani, A. 2013. Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian Emping Mlinjo di Kelurahan Ngadirejo Kecamatan Kartasura. Jurnal Pendidikan Bisnis dan Ekonomi BISE 11 67-79 Wijaya, 2013. Analisis Strategi Pemasaran Makanan Tradisional Studi Kasus Pada Home Industry Rengginang Halimatus Sa’diyah Kalibaru di Kabupaten Banyuwangi. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Jember. ... Sebagian besar konsumen tentunya menginginkan inovasi produk yang mengikuti zaman dengan kualitas tinggi dan harga yang relatif terjangkau. Kemampuan bersaing sangat berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas dan memperluas akses pasar Kusumawaty, 2019 penjualan dari bulan ke bulan mengalami perbedaan. Banyaknya permintaan menunjukkan tingkat persaingan dalam memperoleh pangsa pasar yang semakin ketat, hal ini membuat UKM Roti H-34 harus berpikir keras mengenai strategi yang diambil dengan menemukan peluang untuk mendapatkan pasar yang ada. ...... Strategi ini membuat perusahaan dapat mempertahankan posisi saat ini dengan kondisi yang terbatas untuk dapat survive. 2. Terdapat sepuluh alternatif strategi pemasaran yang dapat digunakan dalam memasarkan produk Roti Unyil UKM Roti H-34 antara lain 1 menjaga dan mempertahankan kualitas produk dengan cita rasa produk yang bervariasi, 2 aktif dalam mengikuti berbagai event atau kegiatan kuliner, 3 memanfaatkan media internet untuk melakukan promosi secara online guna untuk meningkatkan penjualan dan jumlah konsumen, 4 menggunakan lokasi yang strategis, sarana dan prasarana yang memadai untuk manarik konsumen, 5 meningkatkan kualitas produk dengan harga produk yang terjangkau, 6 melakukan kerjasama dengan Disperindagkop terkait hal pemodalan, pemasaran, peningkatan kualitas SDM, 7 meningkatkan kemampuan dalam produksi roti dengan memanfaatkan perkembangan teknologi, 8 meningkatkan pemasaran dengan mendesain model kemasan yang menarik guna untuk menarik konsumen, dan 9 meningkatkan loyalitas konsumen dan diversifikasi produk unggulan dan produk lainnya. 3. Pemilihan strategi pemasaran yang tepat untuk meningkatkan daya saing dan volume penjualan pada UKM Roti H-34 berdasarkan hasil perhitungan Total Attractive Score TAS yaitu memanfaatkan media internet untuk melakukan promosi secara online guna untuk meningkatkan penjualan dan jumlah konsumen dengan Total Attractive Score TAS sebesar 5,447. ...UKM Roti H-34 is one of the Small and Medium Enterprises UKM in Samarinda City which is engaged in the culinary field that produces unyil bread. The superior product has decreased in sales. Based on this, this study aims to determine the best alternative marketing strategy solutions to increase sales volume and competitiveness based on internal and external factors that affect the company. Marketing strategy analysis is carried out in several stages, the first is using the IFE and EFE matrices. The results obtained on the IFE matrix is while the EFE matrix is The second stage is the matching stage using the BCG matrix, benchmarking, IE matrix and SWOT matrix. In the BCG matrix, the results show that the market growth rate of -37% of the market share of each competing company is and which indicates that the company is in the dog quadrant. In the IE matrix, it is found that UKM Roti H-34 is in cell IV, a strategy that can be used, namely growth and build. Then formulated a strategy using the SWOT matrix and obtained nine alternative strategies. The final stage is the decision stage to use QSPM for the selection of strategies that can be implemented by UKM Roti H-34. The alternative strategy that is most appropriate to be applied is to use the internet media to carry out online promotions in order to increase sales and the number of consumers with a TAS of Kegiatan pelatihan berikutnya yang masih perlu dikuasai oleh peserta pelatihan adalah cara pengemasan, desain pengemasan, penentuan harga jual, dan teknik pemasaran produk Kasmi & Candra, 2017;Khairani et al., 2018;Kusumawaty, 2018. Dengan tambahan pelatihan-pelatihan berikutnya diharapkan selain mampu menjadi tambahan penghasilan yang berkelanjutan bagi ibu-ibu anggota Kelompok Rumah Sayur SKM di Desa Semongari. ... Nurul Putrie UtamiHadi SasongkoZuhrotus SalamahPurwanti Pratiwi PurbosariOrganic agricultural products such as fresh vegetables is a product that is easily damaged and can cause losses if not utilized properly. Food processing is a way to increase the storage capacity of organic agricultural products. Instead of increasing storability of food, processing food products is also a choice to develop marketing of agricultural products. Therefore, the organic farming women as the members of the SKM Suka Karya Makmur Vegetable House Group was given training in the processing of organic agricultural products in the form of vegetable noodles, spinach chips, and vegetable sticks. The training activities were carried out using demonstration and simulation methods which were attended by 35 people. The team provides a demonstration with examples and then the participants simulate the processing of food products independently. Evaluation of activities is carried out by providing pre-test and post-test, observation, and interviews of participants. The result of this activity is an increase in knowledge, skills, and entrepreneurial interest from the members of the SKM Vegetable House Group. The training activity for the manufacture of organic agricultural products is the first step to improve the economic status of the community in Somongari Village.... Namun, tindak lanjutnya, masyarakat perlu mempraktikkan kekonsistenan hasil produk supaya bisa terstandar dengan baik. Kegiatan pelatihan berikutnya yang masih perlu dikuasai oleh peserta pelatihan adalah penentuan harga popok produksi HPP dan teknologi pengemasannya sehingga bisa menjaga kualitas produk hingga tangan konsumen [10,12,13]. Dengan tambahan pelatihan-pelatihan berikutnya diharapkan selain mampu menjadi tambahan penghasilan yang berkelanjutan bagi ibu-ibu anggota Kelompok Rumah Sayur SKM di Desa Somongari. ... Nurul Putrie UtamiHadi SasongkoZuchrotus SalamahPurwanti Pratiwi PurbosariSomongari Village was an organic farming location. Perishable vegetables require special handling to increase shelf life. There was a need for training which is expected to increase the knowledge and skills of the member of Kelompok Rumah Sayur SKM Suka Karya Makmur, increase the selling benefit, and the shelf life of organic vegetables products. The training activities were processing vegetables from agricultural products into bittermelon chips, eggplant chips, tomato sauce, and chili sauce. The training began with product processing through food processing videos demonstration and then practiced it independently. Evaluation of the results of this activity was carried out in writing, verbally, direct observation of the process, and evaluation of the food products made. The result of this training is an increase in knowledge of participants and from verbal interactions and direct observation, it could be seen that the training materials can be understood and can be practiced well by the YanuarmawanFitria Nur HamidahPermasalahan yang dihadapi oleh Usaha Mikro dan Kecil Menengah UMKM ragamcamilan olahan dari susu ronojoyo RCOS adalah strategi atau cara bagaimana memasarkan produk yang dibuat agar masyarakat mengenal kemudian meminatinya terutama masyarakat di daerah nganjuk. RCOS berharap adanya strategi dalam memasarkan produknya untuk memudahkan usahanya dalam mengenalkan produk yang pada akhirnya akan peningkatan penjualan. Selain itu, permasalahan mengenai pembuatan laporan keuangan karena pembuatan laporan keuangan UMKM berbeda dengan laporan keuangan pada umumnya sehingga diperlukan laporan keuangan yang benar. Solusi yang dapat diberikan untuk memecahkan permasalahan di atas adalah menemukan strategi pemasaran yang tepat. “Tepat” maksudnya strategi pemasaran yang diterapkan sesuai dengan produk yang dihasilkan dan strategi bisnis yang dijalankan. Hasil yang didapat dalam pengabdian masyarakat adalah ditemukannya strategi pemasaran yang tepat yang dapat digunakan untuk memasarkan produknya dengan harapan dapat meningkatkan penjualan is a popular crop in the peatlands of Riau province. One of the centers for pineapple production in Riau Province is Kualu Nanas Village, Tambang District, Kampar Regency. Pineapple is processed into chips, one of Riau Province's typical souvenirs. The pineapple chip industry in Kampar Regency faces various obstacles, such as very simple product packaging, short shelf life, varied or negotiable prices, and sub-optimal distribution and marketing. This study aimed to analyze marketing strategies and update the packaging design of pineapple chips to increase sales of pineapple chips. This research uses quantitative descriptive analysis methods IFE and EFE matrix analysis and qualitative descriptive analysis SWOT analysis. Primary data was collected by survey method through interviews and field observations, while secondary data was collected by literature study. The IFE matrix has a score of while the matrix EFE score is 2,5195. One of the results of formulating the pineapple chips marketing strategy is the renewal of the packaging design and improving product marketing through digital Christiani Dr Achmad FauziThe strategic location of Jember city, famous for its tourist spots, and the Jember Fashion Carnaval event, makes Jember City gets visited by many local and foreign tourists. This encourages the owner of Prol Tape Sari Madu to make food that is typical of Jember city, which can be used as a food souvenir. Marketing strategies need to be planned and carried out on an ongoing basis, so that the volume of sales can increase continuality and the owner of the business can maintain business continuity. The level of sales volume can be influenced by the marketing strategy usage, especially with marketing mix strategy 4P which includes the product, price, distribution, and promotion. The writer uses a descriptive qualitative research method to obtain data from observation and interviews with the owner or producer of Prol Tape Sari Madu. Based on the research results, the materials used for production have high quality, prices are set affordable, distribution is carried out directly and indirectly, for promotion they do face-to-face sales and direct marketing. By using the marketing mix strategy 4P, the sales of Prol Tape Sari Madu increased significantly to maintain business continuity. ABSTRAK Letak kota Jember yang strategis, terkenal akan tempat wisatanya, dan acara Jember Fashion Carnaval, membuat Jember dikunjungi oleh banyak wisatawan lokal dan mancanegara. Hal tersebut mendorong pemilik prol tape Sari Madu Jember untuk membuat makanan yang menjadi ciri khas Jember, yang dapat dijadikan sebagai oleh-oleh. Strategi pemasaran perlu direncanakan dan dilakukan secara berkelanjutan, agar volume penjualan dapat terus meningkat sehingga dapat mempertahankan kelangsungan usaha. Tingkat volume penjualan dapat dipengaruhi oleh strategi pemasaran yang digunakan, salah satunya dengan strategi bauran pemasaran, yang meliputi produk, harga, distribusi, dan promosi. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif karena penulis memperoleh data dari hasil wawancara produsen prol tape Sari Madu dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian, bahan-bahan yang digunakan untuk produksi berkualitas, harga yang ditetapkan terjangkau, distribusi dilakukan secara langsung dan tidak langsung, serta promosi yang dilakukan dengan penjualan tatap muka dan pemasaran langsung. Dengan menggunakan strategi bauran pemasaran, penjualan prol tape Sari Madu secara keseluruhan meningkat secara signifikan. Kata Kunci Strategi Pemasaran, Bauran Pemasaran, Volume Penjualan 1. PENDAHULUAN Setiap negara pasti berharap dapat mengembangkan negaranya, agar bisa menjadi negara maju. Tidak terkecuali bagi Indonesia, yang menginginkan hal yang sama. Ada banyak hal yang dapat membuat suatu negara bisa berkembang dan menjadi negara maju, salah satunya dengan adanya wirausahawan di berbagai industri yang dapat mendukung perkembangan dan kemajuan suatu negara, melalui bidang ekonomi. Bagi Indonesia sendiri, wirausahawan dianggap berperan penting dan berpengaruh terhadap negara. Hal tersebut disebabkan karena wirausahawan dapat mendorong kreativitas dan mengembangkan kemampuan untuk berinovasi. Selain itu, wirausahawan juga dapat membawa perubahan sosial melalui lapangan pekerjaan yang diciptakan, yang berdampak pada perekonomian negara. Wirausahawan merupakan merupakan seseorang yang memiliki kemampuan dan berusaha untuk mengembangkan, serta mengelola usahanya, yang memiliki potensi untuk berinovasi, menciptakan suatu peluang, dan berani mengambil risiko [1]. Pada dasarnya, seorang wirausahawan harus memiliki kemampuan dan niat untuk mengelola usahanya. Setiap wirausahawan diharapkan dapat berinovasi dan mengembangkan ide-idenya, karena persaingan antar wirausahawan saat ini semakin ketat. Mereka juga dituntut untuk menciptakan suatu peluang terutama bagi orang-orang yang belum bekerja, sehinggaIdha Dwi FirdayantiSonja AndariniThis research was conducted at the Kedai Cokelat Klasik which is a business engaged in the culinary business sector as the object of research. The purpose of this study is to identify and analyze the marketing mix strategy implemented based on the SWOT analysis by Kedai Cokelat Klasik. The results of the SWOT analysis method are used as the basis for determining the marketing mix strategy that can be carried out by Kedai Cokelat Klasik. The research method used is a qualitative type with descriptive analysis which refers to the concept of the 4P marketing mix, namely Product, Price, Place and Promotion. Data collection techniques were carried out by means of in-depth interviews, participatory observation and field research. The analytical method used is the SWOT analysis method with the stages of compiling the IFAS and EFAS matrices, determining the SWOT quadrant and SWOT matrix. From the results of the study, it can be concluded that Kedai Cokelat Klasik is in quadrant I position. It can be concluded that the marketing mix strategy applied by SWOT analysis is an aggressive strategy, namely by maximizing its strengths to take advantage of existing opportunities. Keywords Marketing Mix Strategy, SWOT Analysis, IFAS Matrix, EFAS MatrixHamda SulfinadiaEli SuryaniJurna Petri RosziAbrian TanjungPurpose This paper is to find out the shift in the marketing strategy of cafes and culinary delights in West Sumatra from the perspective of Islamic business ethics. Basically the naming of cafes and culinary in this area uses the names of people, names of plants, describes the comfort of a place, and uses Arabic terms. However, since 2018 the naming of cafes and culinary delights has instead used terms that are unusual and tend to be scary, such as Mie Hell, Mie Power Hell, Mie Lightning, Mie Judes Neraka and the like. It turns out that these cafes and culinary delights are in demand by young people, so they are booming. This gives the impression that hell and lightning becomes the menu of food consumed. However, the behavior of traders has been regulated in Islam which is summarized in Islamic business ethics which includes monotheism, justice, balance, responsibility and This study uses a qualitative method with a descriptive analysis approach. This method is used to describe the shift in the marketing strategy of cafes and culinary that has a negative nuance in West Sumatra. The data sources come from culinary producers, consumers, and the management of the MUI West Sumatra. Data processing is done by code data, tell data, identify data and generalize data. All data obtained by using triangulation with data sources. The next step is to analyze the naming of cafes and culinary that are not common in West Sumatra by using the theory of Islamic business ethics and the results of the West Sumatra MUI Coordination Meeting, so as to obtain First, the factors that cause West Sumatran cafe and culinary owners to choose unusual names are 1. Showing product characteristics, spicy flavors are displayed with scary and unusual names; 2. Tight business competition triggers culinary owners to be creative by giving unique and unusual names; 3. Unique and unusual names in cafes and culinary delights make consumers curious, then visit and buy their products. Second, the perception of consumers and the people of West Sumatra on the unusual naming of cafes and culinary delights can be divided into 3, namely agree, disagree, disagree and uncomfortable with the unusual naming of cafes and culinary, and the name must be exchanged with another name that is more Third, a review of Islamic business ethics on naming cafes and culinary delights that choose names that are not common in West Sumatra can be divided into 2 groups 1 The terms used are clearly contrary to the Shari'ah, namely hell, devil, devil, dajal; 2 Naming cafes and restaurants that use names related to ethical violations such as Mie Padeh Maut, Mie Baro, Mie Caruik, Bakso Pentol Maut, Mie Pedas Maut, Spicy Sopan'Stek, Mie Padeh Gilo, Mie Pelakor, Mie Padeh Gilo, Mie Judes, Lightning Noodles, and the like. Mie Tapakiek, and the like. Islamic business ethics that are violated are the principles of monotheism, justice, balance in the world and the hereafter and the principle of The main research contribution is related to the marketing strategy of cafes and culinary arts using unusual names in West IndrianiJabal Tarik IbrahimBambang Yudi AriadiPengrajin keripik tempe memerlukan srategi pemasaran yang baik dalam pengelolaan usahanya. Produksi dan teknik pemasaran produk antar pengrajin keripik tempe kurang lebih sama, namun harga dan kualitas yang ditawarkan berbeda-beda. Subjek Penelitian merupakan pengrajin keripik tempe yang menjadi sumber informasi untuk mendapatkan data. Objek penelitian adalah strategi untuk meningkatkan produksi pendapatan pengrajin keripik tempe. Lokasi dan waktu penelitian Mei 2021 di Sanan kota Malang. Penentuan lokasi ini dilakukan secara sengaja purposive. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif. Analiiss yang digunakan dalam penelitian ini yakni Analytical Hierarhy Process AHP dan Analisis Structural Equation Modeling SEM. Hasil penenlitian menunjukkan bahwa Ketiga variabel yaitu biaya, harga dan pendapatan yang paling efektif adalah pemasaran pengrajin keripik tempe adalah dengan metode kios, karena hasil penjualannya lebih tinggi. Sedangkan berdasakan analisis structural equation modeling variabel yang paling berpengaruh yakni kios. Strategi pemasaran keripik tempe dipengaruhi oleh harga, biaya dan pendapatan. Dari kedua analisis tersebut telah diuji dan hasil dari kedua analisis tersebut menghasilkan pemilihan kios. Eni IstiyantiSarjiyah SarjiyahKelompok Toga Surya Putri Aisyiyah Pandak Barat Surtri’as Panbar adalah suatu kelompok yang beranggotakan ibu-ibu Aisyiyah yang mempunyai usaha membuat olahan tanaman obat hasil panen para anggota, antara lain sirup jahe, manisan jahe, dan serbuk jahe. Permasalahan yang dihadapi adalah komposisi bahan dalam produk olahan belum terstandar sehingga rasanya berubah-ubah dan tampilan produk tidak seragam; kemasan belum sesuai dengan standar kemasan makanan; dan pangsa pasar masih terbatas. Tujuan dari pengabdian ini yaitu a standardisasi komposisi bahan agar dihasilkan produk olahan yang rasanya tetap dan tampilannya seragam, b standardisasi kemasan produk agar sesuai dengan standar kemasan makanan, dan c memperluas pangsa pasar melalui promosi secara offline dan online. Kegiatan yang dilakukan yaitu a pendampingan dan pelatihan pembuatan olahan jahe yaitu sirup, manisan, dan serbuk jahe yang sesuai dengan standar, b pelatihan pengemasan agar produk tidak mudah rusak, tetapi menarik konsumen, serta pemberian bantuan bahan dan alat pengemas. Hasil pemberdayaan menunjukkan bahwa adanya pendampingan, pelatihan, serta fisilitasi bahan dan peralatan pengemas dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota kelompok dalam mengolah tanaman obat serta membuat kemasan yang aman untuk makanan olahan dan menarik konsumen yang tampak dari skor pretest 56,25% menjadi 71,25% posttest. Penjualan olahan jahe meningkat karena adanya promosi secara online dan IndrawijayaResearch aimed to know the effect of packaging, pricing and quality of consumer decisions in the purchase of Small Industrial Snack Foods products at supermarkets in the city of Jambi, research has been done in the Jambi city starting July 2010 until May 2011. This study is descriptive survey verifikatif using descriptive and explanatory methods. Packaging in the evaluation through the elements as well as visual, verbal elements and the protective function of the product. Data obtained through a questionnaire using a sample of consumer Small Industrial Snack Foods products at supermarket in the city of Jambi. Data were analyzed descriptively with cross tabulation and verifikatif analysis. The results showed that the factor packaging has the potential to encourage consumers to purchase Small Industrial Snack Foods Products at supermarket in the city of Jambi. Packaging affect consumer decisions in the purchase of Small Snack products in supermarkets in the city of Jambi. Tiwi Nurjannati UtamiPerusahaan yang ingin bertahan lama di pasar, sebaiknya mengalokasikan biaya untuk pembentukan merek. Hal ini karena dengan memiliki merek yang kuat dan dikenal luas oleh konsumen merupakan investasi jangka panjang bagi perusahaan. Sikap konsumen terhadap merek merupakan salah satu komponen yang perlu diperhatikan perusahaan yang ingin meningkatkan penjualan dan mempertahankan produknya di pasar. Tujuan penelitian ini adalah 1 untuk mengetahui gambaran sikap konsumen terhadap merek lokal 2 untuk mengetahui hubungan dan pengaruh keyakinan terhadap dukungan mahasiswa pada merek lokal 3 untuk mengetahui hubungan dan pengaruh kesukaan terhadap dukungan mahasiswa pada merek lokal. Penelitian dilakukan terhadap 60 mahasiswa yang menggunakan kosmetik merek lokal Sariayu. Analisis yang digunakan adalah analisis korelasi dan regresi untuk menguji hipotesis. Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui bahwa kesukaan terhadap merek lokal berhubungan dan berpengaruh positif terhadap dukungan terhadap merek lokal. Serta keyakinan terhadap merek lokal berhubungan dan berpengaruh positif terhadap dukungan terhadap merek MoscardoShopping as a tourist activity has only recently been subjected to academic analysis and discussion. To date much of the published literature is focused on shopping as an activity. The present paper reports on a survey of 1,630 tourists to a popular Australian tourist destination. The present study extended previous research by studying shopping as a factor in destination choice with a sample of both shoppers and non-shoppers, and with the aim of understanding the role of shopping in the total destination experience. Four types of shopper were identified based on a combination of the importance of shopping in destination choice and actual participation in shopping activities. These four groups were then compared and profiled on a series of socio-demographic, travel behaviour, destination choice, activity participation and attraction visitation variables. The paper then examines the links between these findings and previous research results before discussing the implications of the results for both management and marketing of the destination and for developing a model to explain tourists’ shopping Strategi Distribusi untuk Meningkatkan Volume Penjualan pada PT Salma Nusantara. Tugas Akhir pada Program Studi Akuntansi DIII Fakultas Ekonomi Universitas Negeri YogyakartaO ArdiyantaArdiyanta, O. 2013. Analisis Strategi Distribusi untuk Meningkatkan Volume Penjualan pada PT Salma Nusantara. Tugas Akhir pada Program Studi Akuntansi DIII Fakultas Ekonomi Universitas Negeri dan Pengembangan Usaha Distribusi makanan Ringan pada CV Timur Jaya Raya di Lombok -Nusa Tenggara BaratF AnggreniM PraptiningsihAnggreni, F. dan Praptiningsih, M. 2013. Pengelolan dan Pengembangan Usaha Distribusi makanan Ringan pada CV Timur Jaya Raya di Lombok -Nusa Tenggara Barat. Jurnal AGORA 12 10 Strategi Promosi Pemasaran Terhadap Peningkatan Volume PenjualanS AmanahAmanah, S. 2015. Peranan Strategi Promosi Pemasaran Terhadap Peningkatan Volume Penjualan. Jurnal LENTERA 31 Pengaruh Supply Chain Management Terhadap Kinerja Perusahaan Studi Pada Industri Kecil dan Menengah Makanan Olahan Khas Padang Sumatera BaratDesi ArianiB M Dan DwiyantoAriani, Desi dan Dwiyanto, 2013. Analisis Pengaruh Supply Chain Management Terhadap Kinerja Perusahaan Studi Pada Industri Kecil dan Menengah Makanan Olahan Khas Padang Sumatera Barat. Diponegoro Journal of Management 23 Promosi Produk Pos Ekspress dalam Meningkatkan Minat Konsumen di Kota BandungN M AryantiAryanti, 2016. Fungsi Promosi Produk Pos Ekspress dalam Meningkatkan Minat Konsumen di Kota Bandung. Skripsi Universitas Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen. Edisi PertamaB S DharmmestaT H HandokoDharmmesta, dan Handoko, 2012. Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen. Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta
kesimpulanpenelitian adalah: (1) umumnya produk dinilai baik oleh konsumen, dan telah memiliki lima unsur strategi produk yaitu atribut produk, merek, kemasan, dan label tetapi variasi citarasa